Kamis, 31 Oktober 2013

CONTOH PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM SEBUAH USAHA

RI Dorong Penerapan Etika Bisnis UKM


ilustrasi: (foto: Okezone)  

NUSA DUA - Indonesia terus mempromosikan diterapkannya etika bisnis bagi pelaku usaha kecil menengah dalam pengembangan ekonomi di negara-negara APEC.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarief Hasan mengatakan, keberadaan UKM memainkan peranan penting karena dapat berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Kontribusi positif itu, kata dia, akan lebih baik dicapai jika mereka mampu mengoperasikan dan berinovasi secara terbuka.

"Saya ingin menyampaikan penghargaan Amerika Serikat atas inisiatifnya untuk selalu mendiskusikan dan meningkatkan pelaksanaan etika bisnis dalam rencana kerja APEC," tegas Syarief saat membuka APEC Small Medium Enterprises MSE) Ministerial Meeting ke-20 dan APEC SME Working Goup ke-37 di Nusa Dua, Selasa (3/9/2013).

Sejak tahun 2012, Amerika telah mendorong beberapa seminar dan lokakarya dan peningkatan kapasitas lainnya seperti UKM. Diakuinya, penerapan etika bisnis untuk UKM terutama dalam pengembangan ekonomi, masih tertinggal dibanding pembangunan ekonomi.

Syarif sependapat dengan inisiatif Amerika guna meningkatkan dan menyelaraskan praktik industri. Hal itu diawali dengan pengembangan seperangkat prinsip-prinsip APEC untuk kode etik seperti dalam perangkat medis, farmasi dan sektor konstruksi lainnya.

Indonesia mendukung inisiatif tersebut dan upaya itu perlu didukung oleh semua anggota ekonomi APEC. Diakuinya, masih terjadi kesenjangan yang lebar antara negara maju dan berkembang dalam mempromosikan kode etik untuk UKM.

Untuk itulah, perlu dilaksanakan berbagai jenis lokakarya dan kegiatan lainnya untuk pembangunan kapasitas untuk pejabat pemerintah , praktisi bisnis , kalangan praktisi dan institusi pendukung lainnya dalam mengembangkan ekonomi.

Ke semuanya itu perlu ditampung dalam kerangka Ecotech, yang merupakan salah satu pilar APEC yang perlu diperkuat di masa depan.

"Kami yakin lewat lokakarya etika bisnis sejalan dengan APEC akan memperkaya prestasi kami pada pengembangan UKM , khususnya dalam memperkuat daya saing UKM," tutupnya.

Berbagai upaya masih diperlukan guna lebih memperkuat daya saing UKM dalam memasuki perdagangan bebas dan investasi pada tahun 2020 .

"Mendorong etika bisnis adalah salah satu solusi agar UKM menjadi lebih kompetitif," tutupnya.

sumber :  http://economy.okezone.com/read/2013/09/03/320/860000/redirect

RISET INTERNASIONAL EXPOR

Melakukan Identifikasi Negara Tujuan Ekspor

A. Melakukan Penelitian Pasar Luar Negeri

Permasalahan dalam penelitian pasar luar negeri yang pertama adalah berkaitan dengan banyaknya jumlah pasar atau negara yang harus diteliti. Kedua adalah berkaitan dengan kurang lengkapnya data atau informasi yang dibutuhkan untuk analisis.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memodifikasi teknik analisis yang ada agar sesuai untuk digunakan menganalisis pasar internasional. Untuk mengestimasi permintaan dengan data atau informasi yang terbatas misalnya dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan hubungan antar indikator ekonomi dan demografi.
Pola penelitian pasar yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Permintaan
  2. Elastisitas
  3. Multiple Factor Indexes
  4. Estimasi Analogi
  5. Analisis Regresi
  6. Analisis Input – Output

B. Menetapkan Sasaran Pasar Potensial

Aspek penting yang perlu dilakukan dalam pemasaran internasional adalah mengindentifikasi peluang yang ada bagi produk ekspor yang perlu di pasarkan. Untuk itu, setiap kali eksportir Indonesia ingin melakukan ekspansi pasar ke luar negeri, ia harus secara sistematis melakukan evaluasi tentang sasaran pasar untuk menentukan kesempatan di suatu Negara. Proses mengevakuasi kesempatan pasar yang potensial di seluruh dunia merupakan hal yang sulit di lakukan karena beberapa hal :
  • Terdapat 200 negara di dunia, belum termasuk negara – negara eks uni soviet yang baru merdeka. Hal ini jelas menyulitkan kita menganalisa pasar yang ada.
  • Karena terbatasnya sumber informasi yang tersedia dari beberapa negara, maka analisa hanya terbatas dari data – data publikasi yang tersedia.
  • Pasar suatu negara terlalu kecil, sehingga tidak tersedia data – data spesifik mengenai konsumen, potensi suplai dan lain-lain.
Pengkajian mengenai sasaran pasar yang ada di pasaran dunia, sebenarnya menyangkut proses seleksi yang dimulai dari pengumpulan informasi yang relavan dari suatu Negara untuk menyaring Negara – Negara yang potensial. Sebelum proses pengumpulan di mulai, maka tentu harus di tetapkan criteria yang dapat membatasi ruang lingkup penelitian sehingga pengumpulan informasi dapat lebih terarah dan efisien. Kriteria ini menyangkut penetapan produk – produk apa saja yang siap untuk di ekspor, kawasan mana saja yang dapat prioritas. Suatu model teoristis untuk menyeleksi pasar yang potensial mencakup 4 tahapan :
  • Pertama, perlu di kumpulkan data – data ekonomi makro guna membedakan Negara – Negara potensial, kurang potensial atau memiliki resiko besar. Data ekonomi makro ini menggambarkan potensi pasar dalam aktifitas ekonomi, kekuatan sosial dan struktur politik. Data makro statistik ini dapat menunjukkan bahwa suatu negara terlalu kecil potensinya, yang di tunjukkan oleh Gross National Product-nya (GNP). Kemungkinan GNP suatu menunjukkan angka besar, namun sisa pendapatan setelah dipotong pajak perkeluarga rendah, hal ini menunjukkan potensi pasar yang kurang baik.
  • Kedua, dalam tahap ini perlu di kumpulkan informasi mengenai besarnya potensi pasar, tingkat konsumsi atau penerimaan pasar dari produk yang ingin di pasarkan. Jika data tersebut tidak di peroleh, maka kita dapat menggunakan proxy variable yaitu permintaan dari produk yang menyerupai atau produk yang berkaitan dengan produk ekspor yang ingin di pasar kan sehingga dapat di gunakan untuk memproyeksikan potensi permintaan. Misalnya jika ingin memasarkan video tape kesuatu negara kita dapat menggunakan permintaan televisi sebagai proxy variable guna memproyeksikan potensi pasar video tape yang ingin dijual.
  • Ketiga, dalam tahap seleksi ini difokuskan perhatian kepada pertimbangan mikro seperti persaingan, kemudahan untuk entri pasar, biaya untuk entri, dan keuntungan potensial. Dalam tahap ini perhatian kita ditujukan tidak lagi besarnya pada potensi pasar secara keseluruhan namun sudah berganti kepada beberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh.
  • Keempat, mengevakuasi dan menentukan rangking atau prioritas dari negara sasaran pasar ekspor yang di sesuaikan dengan kemampuan perusahaan, tujuan serta strategi perusahaan. Sebagai contoh jika Afrika Selatan mendapatkan rangking yang sama dengan Meksiko. Meksiko dapat diberikan prioritas utama karena sukses di Meksiko dapat memberikan peluang untuk mengembangkan pasaran ekspor ke Amerika Utara dan Amerika Latin
Proses seleksi sasaran pasar ekspor melalui empat tahapan, mengharuskan pengusaha untuk menetapkan terlebih dahulu kriteria yang akan di gunakan untuk membedakan sasaran pasar ekpor yang potensial dan tidak. Kriteria – kriteria ini paling tidak mencakup besarnya pasar dan pertumbuhannya, situasi politik, persaingan dan persamaan pasar.
Yang dimaksud dengan pasar potensial adalah pasaran suatu produk tertentu. Pemilihan pasar-pasar potensial dapat dilakukan melalui 2 cara pendekatan, yakni melalui pendekatan pasar dan pendekatan produk.


C. Menentukan teknik-teknik pengambilan keputusan dalam proses menyeleksi negara sasaran pasar ekpor.

Ada beberapa teknik yang dapat di gunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan negara – negara sasaran pasar ekspor. Teknik – teknik ini terdiri dari yang paling mudah dengan membuat kriteria – kriteria pemilihan yang harus di penuhi supaya suatu negara dapat di pilih sasaran pasar ekspor sampai dengan teknik – teknik yang sangat komplek. Teknik – teknik ini mencakup  :
  1. Membuat seperangkat kriteria pasar potensial
  2. Index pasar
  3. Teknik multivariable tertimbang
  4. Resiko politik
  5. Persaingan
  6. Kesamaan pasar

D. Mengkaji berbagai kecenderungan yang terjadi di pasar dunia

Ketika memeriksa lingkungan atau iklim bisnis di sebuah Negara, manajemen perlu mengumpulkan informasi untuk menilai favoritabilitas lingkungan dan resiko terkait dalam memasuki atau beroperasi di sebuah Negara. Hal ini memerlukan telaah terhadap rentang aspek – aspek seperti lingkungan politis, iklim finansial, dan lingkungan regulatori dan hukum. Unsur – unsur ini acap kali disingkapi sebagai pembentuk resiko, namun dapat pula menawarkan intensif untuk jalan masuk pasar, sebagai contoh, keringanan pajak untuk investor asing atau regulasi lingkungan atau produk yang tidak begitu ketat ketimbang di Negara asal. Beberapa contoh tipe dan sumber informasi yang digunakan untuk mengkaji iklim bisnis.
Pengumpulan informasi yang terkait dengan iklim politis, seperti stabilitas pemerintah, sikap terhadap investasi asing dan sifat rezim politis, membantu penilaian favoritabilitas iklim politis untuk pertumbuhan dan perkembangan pasar serta kemungkinan jalan masuk atau isu – isu investasi yang di hadapi oleh perusahaan. Beberapa sumber yang dapat menyediakan pemeringkatan resiko politis atau negara adalah frost dan sulivan, The Economist Intelegence Unit, atau BERI (Businnes Evironment Risk Index). Di samping menggunakan sumber seperti itu, beberapa perusahaan melaksanakan sendiri evaluasi iklim politis dengan berstandar pada opini pakar atau penilaian atas indikator seperti frekuensi perubahan pemerintah, serangan teroris, frekuensi kericuhan, pembersihan atau kudeta militer, frekuensi pemogokan dan keresahan sosial, dan kekuatan pihak ekstrimis. Pengumpulan informasi politik meliputi data berikut ini :
  • Struktur politik ideologi. Negara dengan kepemimpinan politis apa yang dicari? Apa peran yang dimainkan oleh institusi seperti bisnis, pekerja, sektor pendidikan, dan agama dalam menerapkan tujuan nasional.
  • Tujuan Nasional. Apa sasaran negara untuk sektor pertahanan, fiskal, moneter, kebijakan investasi, dan sektor perdagangan luar negeri? Apa kebijakan teknologi dan industrialnya untuk kebangkitan dan perkembangan industri dan kebijakan sosialnya (sebagai contoh, bagaimana mereka mempengaruhi distribusi pendapatan dan konsumsi yang menyolok)? Otonomikah tujuannya? Apakah negara berusaha untuk mengurangi ketergantungan impor dan perkembangan kampiun nasional dalam industri yang dianggap kristis
Pencermatan / eksaminasi terhadap faktor – faktor keuangan dan valuta asing seperti laju inflasi, depresiasi mata uang, restriksi arus modal, repatriasi laba usaha penting karena faktor tersebut mempunyai dampak kritis atas keseluruhan tingkat profitabilitas dan prakiraan imbalan atas investasi. Faktor – faktor semacam itu biasanya kritis di mana produksi berbasis asing menjadi sorotan dan dimana barang dan jasa akan bergerak melewati batas nasional. Contoh sebuah perusahaan yang membuat TV yang merencanakan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan atau mendirikan sebuah pabrik di Indonesia untuk memasok pasar
Eropa akan perlu mengevakuasi dengan cermat prediksi perubahan mata uang rupiah relatif terhadap valuta Eropa lainnya. Demikian pula, inflasi dan tingkat suku bunga merupakan faktor penting bagi perusahaan dengan eksposur kredit yang tinggi seperti perusahaan kartu kredit konsumen.
Ada banyak lembaga yang menyediakan jasa penilaian dan prediksi resiko valuta asing maupun investasi untuk Negara – negara yang berbeda. Beberapa institusi yang memasok data tersebut adalah J.P. Morhgan dan Credit Suisse, atau oleh organisasi prakiraan ekonomi seperti Wharton Econometics. Perusahaan dapat pula mengadakan penilaian sendiri. Data yang relavan dapat digali dari sumber seperti Internasional Financial Statistics.

E. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah negara importir

Tiga kelompok umum dari semua informasi untuk indentifikasi masalah pada negara importir :
  • Informasi umum mengenai :
    • Kondisi tipe komunitas (sebagai contoh, kejadian-kampanye pemilihan , kejadian kultural perayaan etnik dan keagamaan tahunan khusus; hari – hari nasional – olahraga, kejuaraan, liburan)
    • Kondisi bisnis (contoh, etika bisnis dan asosiasi tradisional)
    • Gaya hidup dan kondisi kehidupan, yakni kebiasaan sosial dan kultural dan tabu (sebagai misal, usia laik nikah untuk laki-laki dan perempuan serta peran wanita dalam masyarakat).
    • Kondisi ekonomi umum (umpamanya, standar kehidupan dari berbagai kelompok orang dan infrastruktur ekonomi transportasi, suplai listrik, dan komunikasi).
  • Informasi industri mengenai keputusan pemerintah yang mempengaruhi industri; ketersediaan sumberdaya (contohnya : tenaga kerja dan tanah); pesaing kini atau potensial (yaitu, informasi umum mengenai pasar mereka dan masalahnya); kompetisi perusahaan lainnya, perusahaan lokal dan/atau perusahaan negara ketiga; kebijakan industri, tindakan bersama – sama dalam industri dan seterusnya.
  • Informasi yang bekaitan dengan penelitian data kolateral (jaminan) yang di hasilkan untuk melengkapi suatu riset pasar spesifik. Sebagai contoh, penelitian mengenai potensi pasar memerlukan informasi seputar suplai dan permintaan di wilayah pasar yang di minati saat ini dan potensial (misalnya kapasitas, konsumsi, impor, ekspor). Di lain pihak suatu penelitian mengenai pengenalan sebuah produk baru memerlukan informasi mengenai produk – produk yang ada, pengetahuan ketrampilan teknis yang tersedia di negara tersebut, sumber bahan baku. Dan petunjuk usaha patungan.
Yang sering di lupakan dalam riset pemasaran adalah peran sistem informasi internal perusahaan. Riset pemasaran kerap kali dapat dipermudah oleh bagan basis data yang dibutuhkan dan memakai koleksi data internal; hal ini terutama perlu untuk pasar internasional karena banyak informasi yang dapat dihasilkan dari perusahaan ternyata terabaikan atau hilang.

Data yang bermanfaat meliputi riwayat penjualan berdasarkan produk dari lini produk, pelanggan dan wiraniaga, dan saluran distribusi di sebuah negara atau semua negara; analisis data historis seperti itu untuk tren di semua negara dan wilayah; delivasi dan analisis kontribusi berdasarkan produk; lini produk, pelanggan dan wilayah dan perkembangan fungsi respon pasar untuk semua negara agar memungkinkan perbandingan keputusan bauran pemasaran masa lalu dan menyarankan keputusan berbauran di masa depan  yang mungkin berbeda dari satu negara kenegara lainnya, di sebuah negara atau semua wilayah.

Manakala riset pemasaran telah dirampungkan, informasi yang di hasilkan harus di analisis sehingga pertanyaan mengenai rencana dan langkah pemasaran berikutnya dapat dijawab. Pertanyaan – pertanyaan utama yang relavan dalam pemasaran internasional jatuh kedalan dua kategori; keputusan kompetensi dan pasar serta keputusan bauran pemasaran dan produk. Dalam hubungannya dengan pasar dan kompetisi, perusahaan harus :
  • Memahami bagaimana para pelanggan menilainya dalam perbandingan dengan kompetitor.
  • Menentukan perubahannya untuk memikat para pelanggan.
  • Menerapkan apakah akan bersaing atau bekerja sama dengan kompetitor.
Mengenai produk dan bauran pemasaran, perusahaan harus menyingkapi hal – hal berikut :
  • Memilih produk mana yang akan di perkenalkan, saluran distribusi mana yang akan digunakan, dan bagaimana mengiklankan dan mempromosikan produk.
  • Mengidentifikasikan rintangan kepasar yang menarik dan mencari kiat untuk mengatasinya.

MUSIC



Afgan – Jodoh Pasti Bertemu



Andai engkau tahu betapa ku mencinta Selalu menjadikanmu isi dalam doaku Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta Ku pasrahkan hatiku Takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu Ku berhenti mengharapkanmu Jika aku memang tercipta untukmu Ku kan memilikimu Jodoh pasti bertemu

Andai engkau tahu betapa ku mencinta Selalu menjadikanmu isi dalam doaku Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta Ku pasrahkan hatiku Takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu Ku berhenti mengharapkanmu Jika aku memang tercipta untukmu Ku kan memilikimu Jodoh pasti bertemu

(Jika aku bukan jalanmu) Ku berhenti mengharapkanmu Jika aku memang tercipta untukmu Ku kan memilikimu Jodoh pasti bertemu

RISET PEMASARAN INTERNASIONAL

Tujuan utama adalah untuk memahami alat-alat kunci dan konsep riset pasar internasional dan cara terbaik untuk menerapkannya.

Langkah pertama yang perusahaan ekspor pemula harus mengambil adalah untuk mengevaluasi potensi penjualan di setiap pasar asing. Satu harus diingat bahwa ada lebih dari 200 negara yang menyiratkan bahwa kita mungkin harus mengevaluasi sejumlah besar informasi. Untuk alasan ini banyak eksekutif ketika menghadapi dilema ini cenderung memilih untuk pasar yang berbagi beberapa afiliasi budaya dengan mereka sendiri. Eksportir Inggris memilih lebih untuk, Irlandia Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE), sedangkan Spanyol eksportir cenderung pendekatan Amerika Latin atau Uni Eropa.

Definisi pasar. Dalam pemasaran, pasar merujuk pada Kelompok konsumen atau organisasi yang tertarik pada produk, memiliki sumber daya untuk membeli produk, dan diizinkan oleh hukum dan peraturan lainnya untuk mendapatkan produk. Dimulai dengan total penduduk, berbagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan pasar berdasarkan tingkat penyempitan:
- Total populasi.
- Potensi pasar: orang-orang dalam total populasi yang memiliki minat dalam memperoleh produk.
- Tersedia pasar: orang-orang di pasar potensial yang memiliki cukup uang untuk membeli produk.
- Pasar yang tersedia Berkualitas: mereka yang tersedia di pasar yang secara legal diizinkan untuk membeli produk.
- Target pasar: segmen dari pasar tersedia yang memenuhi syarat bahwa perusahaan telah memutuskan untuk melayani (pasar terlayani).
- Penetrated pasar: orang-orang di pasar sasaran yang telah membeli produk.

Contoh Kursus Riset Pemasaran Internasional:

ekspor Riset Pemasaran

Analisis PEST merupakan analisis eksternal makro-lingkungan yang mempengaruhi semua perusahaan. P.E.S.T. adalah singkatan dari faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi dari eksternal makro-lingkungan. Faktor eksternal seperti biasanya berada di luar kendali perusahaan dan kadang-kadang menampilkan diri sebagai ancaman. Untuk alasan ini, beberapa orang mengatakan bahwa "hama" adalah istilah yang tepat untuk faktor ini. Namun, perubahan dalam lingkungan eksternal juga menciptakan peluang baru dan huruf kadang-kadang diatur kembali untuk membangun istilah yang lebih optimis analisis STEP. Banyak makro-faktor lingkungan yang spesifik negara dan analisis PEST perlu dilakukan untuk semua negara yang menarik. Berikut ini adalah contoh dari beberapa faktor yang mungkin dipertimbangkan dalam analisis PEST.

Pasar Profitabilitas
Sementara perusahaan yang berbeda di pasar akan memiliki berbagai tingkat profitabilitas, potensi keuntungan rata-rata untuk pasar dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui bagaimana sulitnya untuk membuat uang di pasar. Michael Porter merancang kerangka kerja yang bermanfaat untuk mengevaluasi daya tarik industri atau pasar. Kerangka, yang dikenal sebagai Porter lima kekuatan, mengidentifikasi lima faktor yang mempengaruhi profitabilitas pasar:
- Pembeli daya
- Pemasok daya
- Hambatan untuk masuk
- Ancaman produk pengganti
- Persaingan antara perusahaan dalam industri itu

sumber : http://id.reingex.com/Market-Research.shtml

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER : SURVEI DALAM PEMASARAN



TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER :
SURVEI DALAM PEMASARAN

Survei menurut Free Online Dictionary adalah pemeriksaan atau penelitian secara komperhensif. Survei yang dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara dengan tujuan untuk mengetahui : siapa mereka, apa yang mereka piker, rasakan atau kecenderungan suatu tindakan. Survei lazim dilakukan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan tertutup, sementara dalam penelitian kuantitatif berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka.

Teknik pengumpulan data primer merupakan data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Survei dalam pemasaran data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut. Karena data primer dikumpulkan sendiri oleh periset, tentu saja dibutuhkan komitmen yang lebih besar dibandingkan perolehan data sekunder. Riset yang mengandalkan data primer relatif membutuhkan biaya dan sumber daya yang lebih besar seperti biaya, waktu yang lebih lama dan lebih rumit dibandingkan data sekunder.

Teknik pengumpulan data primer terdiri dari ;

v  Teknik observasi
Metode pengumpulan data primer daam survei pemasaran dilakukan melalui proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu – individu yang diteliti. Ada beberapa jenis subjek, objek dan kejadian yang dapat diobservasi oleh periset antara lain : perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku ekspersif, benda fisik atau kejadian rutin dan temporal. Jenis – jenis observasi terdiri dari dua :

1.      Observasi langsung
Ditujukan untuk subjek dan objek penelitian yang sulit dipredikssi. Penggunaan teknik observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail.

2.      Observasi mekanik
Tenik observasi ini dilakukan dengan bantuan peralatan mekanik, anatara lain kamera, foto , video dan mesin penghitung. Observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang – ulang dan telah terprogram.

v  Teknik survei
Merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, meskipun demikian pengumpulan data dengan metode survei dapat dirancang untuk menjelaskan hubungan sebab – akibat. Periset umumnya enggunakan metode survei yang sama dari banyak subjek.


I.       Penggunaan Survei Dalam Riset Pemasaran

Survei merupakan metode yang digunakan dalam riset pemasaran karena dapat dipergunakan secara luas. Dalam melakukan survei riset pemasaran, informasi sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data dengan menanyai orang melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang terstruktur. Dengan melakukan survei dalam riset pemasaran periset dapat memperoleh informasi seperti preferensi, sikap atau pendapat responden yang diungkapkan dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan.

Survei bertujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi. Survei biasanya melibatkan banyak responden, bisa ratusan bahkan ribuan orang tergantung pada tujuan dan batasan riset. Kondisi ini tentu berbeda dengan metode kualitatif seperti wawancara yang cenderung menggunakan lebih sedikit partisipan dan menetapkan analisis kualitatif. Oleh karena itu peranan kuesioner sangat penting dalam pengumpulan data melalui survei.

Ditinjau dari cara menjalankannya, survei dapat dikelompokkan menjadi beberapa bantuk yaitu survei secara individu, survei intersep, survei melalui telepon, survei melalui surat, dan survei menggunakan internet.

a. Survei secara individu
Survei ini dijalankan periset dengan menemui responden secara bertatap muka. Periset atau etugas lapangan yang ditugaskan akan menanyai responden dengan sejumlah pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Jawaban responden terhadap pertanyaan – pertanyaan ini akan dicatat oleh periset untuk dianalisis lebih lanjut.

b. Survei intersep
Survei intersep berarti survei yang dilakukan dengan “menghentikan” responen yang sedang berjalan di mal atau tempat – tempat lain, lalu meminta kesediannya secara sukarela untuk berpartisipasi dalam survei.Dalam hal ini periset akan mengidentifikasi lebih dulu calon responden yang diyakini qualifed sesuai dengan topik riset.

c. Suvei melalui telepon
Survei ini dijalankan melalui percakapan lewat telepon. Responden yang digunakan tentunya terbatas pada pemilik telepon yang biasanya terdaftar dalam buku petunjuk nomor telepon. Calon responden terlebih dahulu akan dihubungi lewat telepon atau media yang lain dan akan dimohon kesediaannya untuk berpartisipasi dalam riset.

d. Survei melalui surat
Bentuk survei melalui surat “dijawab sendiri” oleh responden sehingga dimungkinkan bahwa periset dan responden tidak pernah saling bertemu baik secara langsung maupun tidak langsung maupun melalui percakapan.Metode ini dipandang murah namun periset tidak mampu mengontrol tanggapan responden dan kemungkinan responden mengabaikan cukup besar.

e. Survei melalui internet
Bentuk survei terkini dapat dijalankan melalui pamanfaatan fasilitas internet. Penggunaan survei melalui internet tentunya memiliki kelebihan dalam cakupan geografi responden yang luas dengan biaya yang murah dan waktu yang cepat.

Di samping manfaat yang bisa diperoleh, survei melalui internet memiliki beberapa kelemahan yaitu terbatas pada penggunaan internet yang biasanya memiliki karakteristis tertentu.generasi yang sangat tua atau mereka yang jauh dari teknologi tentu tidak dapat berpartisipasi jika survei dijalankan melalui internet. Demikian juga internet memiliki kelemahan pada ketidakpastian kualitas respondennya.

Penggunaan dan keterbatasan survei dalam riset pemasaran :
Pembagiannya :
·         Informasi latar belakang social (usia, agama dsb.)
·         Laporan tingkah laku di masa lalu
·         Attitude
·         Intensi untuk bertingkah laku
·         Pertanyaan – pertanyaan sensitif


II.    Tipe Kesalahan Dalam Survei

Secara umum didapati adanya beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan sampel. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:

1.      Variasi Acak (Random Variation)
Variasi acak merupakan kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. Sebagai contoh, misalkan seorang pemilik supermarket tertarik untuk menghitung rata-rata pendapatan per rumah tangga dalam suatu daerah tertentu. Informasi yang diperoleh akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi penyediaan jenis produk bagi masyarakat di daerah         tersebut. seandainya dalam pelaksanaan pengambilan sampelnya, yaitu dalam pemilihan suatu sampel acak rumah tangga diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp.250 juta per tahun untuk daerah tersebut, dalam hal ini kita bisa saja bercuriga bahwa sampel yang diambil mengandung kesalahan pendugaan, yakni secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi. Untuk kasus-kasus yang demikian hadirnya kesalahaan pendugaan agak mudah terdeteksi bila informasi yang diperoleh jelas meragukan, namun jika kesalahan pendugaan tidak begitu besar, tentunya kesalahan yang muncul menjadi sulit terdeteksi sehingga pada akhirnya informasi yang diperoleh akan mengarah pada pengambilan kesimpulan yang keliru.
Sebagai contoh, jika dari pengambilan sampel untuk kasus yang sama diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp.10 juta (yang dalam hal ini mungkin masih dianggap tinggi tetapi dapat dipercaya), maka berdasarkan rata-rata pendapatan rumah tangga yang dianggap cukup tinggi itu, pemilik supermarket boleh jadi secara keliru mengasumsikan bahwa didaerah tersebut terdiri dari sangat sedikit keluarga yang berpendapatan sedang sampai rendah sehingga pemilik supermarket tersebut memutuskan untuk tidak memasarkan lini produk yang murah yg dianggap lebih menarik bagi mereka yang berada dalam komunitas yang berpendapatan sedang hingga lebih rendah. Dalam kaitannya dengan kesalahan yang ditimbulkan oleh variasi acak, peneliti hanya dapat meminimumkan munculnya kesalahan yang disebabkan oleh variasi acak dengan memilih rancangan penarikan sampel yang tepat.

2.      Kesalahan spesifikasi (mis-specification of sample subject)
Kesalahan yang diakibatkan oleh kekeliruan spesifikasi sangat umum dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan umum. Sebagai contoh, populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk servei pemilihan terdiri dari mereka yang akan memililih pada hari pemilihan, namun survei pemilihan umum biasanya secara khas mengambil opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataannya banyak diantara mereka tidak akan memilih pada hari pemilihan umum. Kesalahan spesifikasi dapat juga muncul karena daftar unsur populasi (population frame) yang tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan penggantian responden yang dituju dengan tetangga jika responden yang seharusnya ditemui tidak berada di tempat), sensivitas pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias pewancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi sampel. Bila diperhatikan nampak bahwa semua kasus yang disebutkan tersebut sebenarnya dapat dikendalikan; namun dalam kasus-kasus lainnya seperti misalnya kesalahan pengukuran dimensi kayu gelondongan atau kayu papan yang mengembang bersamaan dengan menumpuknya kelembaban penyebabnya tidak dapat dikendalikan.

Kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi populasi juga umum terjadi dalam survei pemilihan konsumen, dengan contoh umumnya hanya terdiri dari para ibu rumah tangga tidak menyertakan kaum laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang relatif tidak memungkinkan terjangkau.Untuk meminimumkan peluang munculnya kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi, peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survei pada permulaan studi, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang unsur-unsur yang membentuk populasi. Yang terpenting dari semua ini peneliti harus sangat hati-hati dalam mengungkapkan kesimpulan tentang populasi aktual darimana informasi sampel ditarik dan bukan menurut kondisi populasi lainnya yang jauh lebih menarik, yang barangkali hanya dalam bentuk konseptual.

3.      Kesalahan penentuan responden
Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan penetapan responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para peneliti mengasumsikan bahwa responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa dari populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi. Sebagai contoh dalam survei konsumen yang menjadi nonresponden umumnya adalah kaum pekerja dan responden biasanya adalah ibu rumah tangga, dalam survei pendapat umum nonresponden (mereka yang menyatakan ‘tidak punya pendapat’) biasanya adalah anggota-anggota sampel yang sudah sangat mapan, yang pada umumnya lebih menyukai hal-hal seperti apa adanya. Peneliti dapat memiliki efek yang jauh lebih langsung terhadap keslahan akibat ketidaktepatan penentuan responden. Usaha-usaha yang berkesinambungan dapat dilakukan untuk mencari responden yang tepat atau dalam kasus-kasus tertentu responden dapat digantikan dengan yang lain yang dipilih secara acak.

Dalam kaitannya dengan kesalahan sampling, pengalaman adalah petunjuk terbaik untuk digunakan dalam mengenali sumber kesalahan dalam survei sampling. Para individu atau badan yang merancang atau melakukan berbagai survei dari tipe tertentu (misalnya pendapat umum, penelitian pasar, audit persediaan dan sebagainya) mengembangkan reputasi untuk mengantisipasi adanya kemungkinan perangkap tertentu yang mungkin ada dalam survei. Atas dasar pengalaman yang diperoleh, mereka akan lebih mampu merancang sampling dan metode survei untuk menghindari sumber bias dan kesalahan umum yang dapat dikendalikan sekaligus meminimumkan dampak dari sumber kesalahan yang tidak dapat dikendalikan.

4.      Kesalah karena ketidaklengkan cakupan daftar populasi (coverage error).
Salah satu kunci sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar unsur populasi (population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar unsur populasi (coverage error) timbul karena ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di daftar unsur populasi. Kondisi tersebut menjadikan individu anggota kelompok tersebut tidak berpeluang untuk terpilih sebagai sampel dan mengakibatkan bias dalam pemilihan. Pelaksanaan pengambilan sampel dalam kondisi demikian hanya akan menghasilkan dugaan karakteristik dari populasi sasaran (target population), bukannya karakteristik dari populasi yang sebenarnya (actual population).

5.       Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (Non response error)
Tidak setiap responden berkenan merespon suatu survey. Pengalaman menunjukkan bahwa individu-individu yang berada di kelas ekonomi atas dan bawah cenderung kurang merespon survey dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas menengah. Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (nonresponse error) muncul dari kegagalan untuk mengumpulkan data dari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dengan jawaban individu sampel yang merespon, sangatlah penting untuk menindaklanjuti tanggapan responden yang tidak member respon atau yang merespon tetapi tidak secara lengkap setelah suatu priode waktu tertentu. Beberapa upaya dapat dicoba (misalnya melalui surat atau telepon) untuk meyakinkan responden yang demikian agar mereka berkenan merubah pendiriannya.

6.      Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang baik merupakan miniature dari populasi. Meskipun demikian pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu karakteristik populasi yang berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya. Dalam hal ini kesalahan penarikan sampel (sampling error) mencerminkan keheterogenan tau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel dengan sampel yang lain karena perbedaan individu yg terpilih dari berbagai sampel tersebut. sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel meskipun upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survey.

7.      Kesalahan pengukuran (Measurement error)
Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur. Permasalahan yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana memroleh pngukuran yang bermakna daripada melaksanakannya. Fakta membuktikan bahwa pengukuran seringkali dijalankan dengan banyak kemudahan. Pokok-pokok yang seharusnya ditanyakan pun sering kali tidak tercakup secara lengkap. Dengan demikian pengukuran yang diperoleh seringkali hanya berupa suatu pendekatan dari karakteristik yang ingin diketahui. Kesalahan pengukuran merujuk pada ketidakakuratan dalam mencatat respon yang diberikan responden karena kelemahan instrument dalam meilikih pokok pertanyaan, ketidakmampuan sipenanya ataupun karena pernyataan yang dibuat cenderung mengarahkan jawaban responden.

III.    Jenis – Jenis Survei
Penelitian survei mempunyai banyak variasi dalam pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.

1.      Survei Catatan
Survei ini juga disebut sebagai survey of record, karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan dan informasi nonreaksi. Dalam hal ini peneliti tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari orang atau subjek yang diteliti. Objektivitas data yang diperolah lebih kuat dari pada dengan bentuk linnya.

Kelebihan jenis ini antara lain:
a.       Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi terhadap perlakuan apapun dari peneliti,
b.      Sumber yang ada lebih cenderung murah, tetap, dan mudah untuk diakses,
c.       Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecenderungandari satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan
d.      Jika catatan up to date, maka dapat dijadikan acuan perbandingan yang sangat baik.

Kelemahan jenis ini antara lain:
a.       Peneliti terhalang dari dengan sumber catatan yang memiliki sifat confidential atau rahasia negara, kelompok, dan pribadi,
b.      Sumber catatan ada kemungkinan untuk tidak lengkap, tidak tepat, dan kadaluarsa,
c.       Catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaannya.
d.      Dll.

2.      Survei Menggunakan Angket
Metode angket dalam penelitian survei biasanya didistribusikan kepada responden dengan bantuan jasa pos. Bagi negara yang masyarkatnya telah maju dalam pendidikannya, penelitianini termasuk aman, namun di negara yang belum maju masih memerlukan kecermatan secara intensif.

Kelebihan metode ini:
a.       Pembiayaan murah dibandingkan dengan teknik lainnya,
b.      Jangkauan kepada responden dengan jumlah besar dan jauh,
c.       Dapat direncanakan dengan penampilan angket yang bagus, menarik, atau sederhana,
d.      Dapat diadministrasikan dengan lebih mudah, dan
e.       Pengisian dapat dilakukan dengan tanpa harus menyebutkan nama responden.

Kelemahan metode ini:
a.       Kemungkinan terjadi tingkat pengembalian rendah,
b.      Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket dipahami oleh responden, dan
c.       Tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang dimaksud peneliti.

3.      Penelitian Survei Melalui Telepon
Penelitian ini dengan menggunakan buku petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi responden, kemudian mengutarakan maksud dan tujuan peneliti memperoleh informasi dari mereka.

Kelebihan penelitian survei melalui telepon antara lain:
a.       Lebih murah dibandingkan dengan metode wawancara langsung,
b.      Memungkinkan menghubungi responden dalam jumlah besar,
c.       Dapat dilakukan dalam waktu fleksibel,
d.      Dapat mencakup daerah yang luas, sesuai domisili responden,
e.       Responden merasa lebih mudah dalam berkomunikasi.

Kelemahan survei via telepon antara lain:
a.       Banyak penduduk yang belum memiliki telepon,
b.      Mengganggu hak kerahasiaan seseorang,
c.       Hilangnya beberapa keuntungan yang ada pada wawancara langsung seperti ekspresi eajah, gerak badan, dan lingkungan rumah responden.

4.      Survei Menggunakan Wawancara Kelompok
Teknik ini mirip dengan wawancara perorangan. Peneliti dalam menggali informasi dari grup, memungkinkan  terjadinya interaksi dari kelompok dan dengan peneliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti.
  
Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain:
a.       Lebih efisien dan lebih murah dibandingkan wawancara individual,
b.      Hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan hasil konsensus antar responden,
c.       Menunjukkan adanya interaksi kelompok dalam suatu lembaga,
d.      Dapat merangsang prosuktifitas yang lebih tinggi di antara kelompok.

Kelemahan teknik ini antara lain:
a.   Interaksi antara kelompok memungkinkan terjadi rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam tiap individu,
b.   Menimbulkan terjadinya loyalitas kelompok yang bisa memengaruhi keadaan kelompok tersebut,
c.  Kemungkinan terjadinya manipulasi oleh anggota grup yang memiliki kelebihan, seperti pandai bicara dll.

5.      Survei Dengan Menggunakan Wawancara Individual
Survei model ini menggunakan pendekatan konvensional, dengan wawancara perorangan. Hal ini akan berhasil jika peneliti merasa lebih tertantang untuk melakukan eksplorasi permasalahan dengan informasi yang terbatas.

Kelebihan modek ini antara lain:
a.       Lebih bersifat personal,
b.      Wawancara yang lebih mendalam dengan jawaban bebas,
c.       Proses lebih fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada,
d.      Kemungkinan bagi peneliti memperoleh informasi tambahan dari bahasa tubuh dan nada suara,
e.       Lingkungan rumah dapat meningkatkan ketepatan teknik wawancara.

Kelemahan teknik ini antara lain:
a.       Lebih mahal dan memrlukan waktu yang lama,
b.      Terjadinya manipulasi terang-terangan dari pewawancara,
c.       Kemungkinan terjadi konflik pribadi,


Keunggulan:                                                                                        Kelemahan :
1.      Riset online lebih murah                                                   1. Sampel bisa jadi kecil dan terdistorsi
2.      Riset online lebih cepat                                                     2. Riset pasar online rentan
3.      Orang cendrung lebih jujur secara online
4.      Riset online lebih fleksibel


IV.    Survei  Internet

Bentuk survei terkini dapat dijalankan melalui pamanfaatan fasilitas internet. Penggunaan survei melalui internet tentunya memiliki kelebihan dalam cakupan geografi responden yang luas dengan biaya yang murah dan waktu yang cepat. Berbagai situs internet sering melakukan survei konsumen dari bentuk yang sangat sederhana berupa polling atau pengumpulan pendapat sampai dengan survei yang dijalankan secara interaktif. Disini, setelah responden mengakses suatu website yang menurut survei, dilayar monitor akan tampak halaman-halaman yang memuat pertanyaan. Responden dapat berpartisipasi dalam riset ini dengan mengetikkan awabannya melalui papan ketik komputer atau cukup dengan mengklik jawabab yang dipilih dengan mouse komputer. Setelah semua pertanyaan dijawab responden bisa mengkirimkannya secara langsung dengan mengklik pilihan send. Disamping manfaat yang bisa diperoleh, survei melalui internet memiliki beberapa kelemahan juga yaitu terbatas pada pengguna internet yang biasanya memiliki karakteristik tertentu. Generasi yang sangat tua atau mereka yang jauh dari teknologi iternet atau tidak dapat berpartisipasi jika survei dijalankan melalui internet. Demikian juga, internet memiliki kelemahan pada ketidakpastian kualitas respondennya. Sulitnya mengontrol responden dan perhitungan ganda responden sering menjadi kelemahan survei melalui internet. Ada kemungkinan orang memanipulasi karkteristik dirinya dalam menjawab survei melalui internet. Untuk itu, periset dapat meningkatkan kualitas survei melalui internet bila situs-situs tersebut mensyaraktkan keanggotaan yang realibel seperti situs perusahaan bank yang anggotanya harus memiliki rekening dibank tersebut. Untuk memperoleh tanggapan yang besar dalam riset melalui internet, responden harus dibuat aktif dengan memberikan tawaran insentif bagi responden yang terlibat.


V.    Faktor – Faktor Yang Menentukan Metode Survei

Dalam menentukan metode survei ada beberapa factor yang harus periset lakukan, antara lain :

A.    Membuat hipotesis awal
Hipotesis awal merupakan anggapan yang mungkin benar yang harus diuji kebenarannya dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dasar penelitian lebih lanjut.

Contoh :
Obat X mengandung parasetamol 150 gr dianggap dapat menurunkan panas anak dan berat badan 70kg dianggap ideal untuk penderita gula usia 50 tahun,dsb.

B.     Melakukan observasi
Pengumpulan data melalui observasi dijalankan dengan mengamati dan mencatat pola perilaku orang, obyek atau kejadian – kejadian melalui cara sistematik ( Malhotra, et.al., 1996 ). Dalam hal ini, periset tidak berkomunikasi atau bertanya dengan orang atau obyek yang sedang diobservasi sehingga orang atau obyek yang sedang diobservasi tidak sadar kalau mereka sedang diteliti.

C.     Menentukan media komunikasi yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data
Dalam hal ini periset dapat mempergunakan berbagai macam media komunikasi untuk mengumpulkan data dalam penelitian, diantaranya : media internet, media massa maupun media tulis.

D.    Pengumpulan data
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

E.     Melakukan penelitian lanjut
Setelah semua dilakukan barulah periset melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil survei dala pemasaran agar mendapatkan hasil penelitian yang di inginkan.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menentukan metode survei dalam pemasaran. Kelebihan dan kekurangan ini dapat dijadikan acuan bagi periset untuk melakuan survei pemasaran terhadap suatu perusahaan.

Kelebihan menggunakan metode survei :
1.      Dapat dilakukan untuk menginvestasi masalah yang terkait dengan kehidupan manusia tanpa harus melalui riset laboratorium atau melalui perancangan suatu kondisi tertentu.
2.      Tidak membutuhkan biaya yang besar
3.      Pengumpulan data yang luas dapat dilakukan dengan relative mudah
4.      Tidak dibatasi oleh factor geografi
5.         Data yang telah ada di lapangan memberikan kemudahan survei.

Kelemahan menggunakan metode survei :
1.      Tidak bisa menjangkau semua persoalan
2.      Memiliki ptensi bias
3.      Responden dapat memahami pertanyaan ecara berbeda dari yang di inginkan
4.      Ada kemungkinan responden yang terlibat tidak sesuai dengan karakteristik sample yang dituju
5.      Beberapa survei cukup sulit dilaksanakan terkait dengan kesediaan berpartisipasi.


VI. Kuesioner Sebagi Teknik Pengumpulan Data Dalam Riset Pemasaran

Kuesioner merupakan pengumpulan data pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran periset. Biasanya kuesioner digunakan untuk menanyakan beberapa pertanyaan penting yang diajukan periset kepada subjek (orang/responden). Pertanyaan yang dibuat pun harus terstruktur agar subjek dapat memahami maksud dan tujuan dari periset dapalam melakukan survei pemasaran.Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

Dipandang dari cara menjawab kuesioner dapat dibedakan atas :
1.       Kuesioner terbuka : kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
2.       Kuesioner tertutup : kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawbannya sehingga responden tiggal memilih.
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos faksimile atau komputer.

Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.

A.    Kuesioner secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini seperti halnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.

B.     Kuesioner Lewat Pos (Mail Quistionnaires)
ü  Kusioner yang diajukan kepada responden dan  jawabannya  dikirim  lewat pos.
ü  Memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya.
ü  Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak yang tidak efisien jika diajukan melalu telepon.
ü  Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner.
ü  Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data primer lainnya.
ü  Kemungkinan jawaban responden tidak sesuai dengan konteks pertanyaan.


VII.          Wawancara Sebagai Teknik Pengumpulan Data Dalam Riset Pemasaran

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei pemasaran yang menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitive atau controversial sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuesioner akan memperoleh tanggapan yang kurang dari responden.

Dalam wawancara, sejumlah partisipan (berkisar 10 orang) dipilih dari populasi yang sesuai dengan criteria riset lalu diundang untuk datang ke suatu tempat yang representative untuk pelaksanaan wawancara. Selanjutnya dilakukan wawancara secara individu dan berhadapan muka dengan waktu berkisar 30 menit sampai satu jam. Pewawancara akan menggunakan daftar berisi topik yang akan digunakan sebagai pedoman selama proses wawancara.

Dari wawancara ini, periset akan memperoleh informasi yang spontan dan mendalam dari setiap partisipan. Kondisi ini memang sesuai dengan tujuan wawancara dari setiap partisipan yang berguna untuk memahami masalah riset. Pemanfaatan teknologi di bidang audio – video dan internet maupun membuat pewawancara dan partisipan saling berinteraksi di depan monitor komputer atau televisi. Hal ini tentunya akan memberikan efisiensi karena memungkinkan perolehan informasi yang lebih cepat dengan jangkauan yang lebih luas.

Macam – macam wawancara, yaitu ;

A.    Wawancara terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya telah disiapkan.

B.     Wawancara semi terstruktur
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

C.     Wawancara tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas dimana penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek.

Teknik tatap muka dibedakan atas dua, yaitu :

1.      Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui telepon atau pun kuesioner :
·         Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
·         Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
·         Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.

Kelemahannya :
·         Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.
·         Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.

2.      Wawancara dengan Telepon (Telephone Interviews)

Kelebihan teknik ini dibandingkan tatap muka :
·         Dapat menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar.
·         Biaya lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit serta waktu yang diperlukan lebih cepat.

Kelemahannya :
·         Pewancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.
·         Ada kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatan untuk menjawab pertanyaan.
·         Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
·         Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban responden da secara otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer. Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur berdasarkan program tertentu.