TEKNIK
PENGUMPULAN DATA PRIMER :
SURVEI
DALAM PEMASARAN
Survei menurut Free Online Dictionary
adalah pemeriksaan atau penelitian secara komperhensif. Survei yang dilakukan
dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau
wawancara dengan tujuan untuk mengetahui : siapa mereka, apa yang mereka piker,
rasakan atau kecenderungan suatu tindakan. Survei lazim dilakukan dalam
penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, survei
lebih merupakan pertanyaan tertutup, sementara dalam penelitian kuantitatif
berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka.
Teknik pengumpulan data primer merupakan
data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara
khusus. Survei dalam pemasaran data primer diperoleh secara langsung dari
sumbernya sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data
tersebut. Karena data primer dikumpulkan sendiri oleh periset, tentu saja
dibutuhkan komitmen yang lebih besar dibandingkan perolehan data sekunder.
Riset yang mengandalkan data primer relatif membutuhkan biaya dan sumber daya
yang lebih besar seperti biaya, waktu yang lebih lama dan lebih rumit dibandingkan
data sekunder.
Teknik pengumpulan data primer terdiri
dari ;
v Teknik
observasi
Metode pengumpulan data primer daam
survei pemasaran dilakukan melalui proses pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu – individu yang diteliti. Ada beberapa jenis subjek,
objek dan kejadian yang dapat diobservasi oleh periset antara lain : perilaku
fisik, perilaku verbal, perilaku ekspersif, benda fisik atau kejadian rutin dan
temporal. Jenis – jenis observasi terdiri dari dua :
1. Observasi
langsung
Ditujukan untuk subjek dan objek
penelitian yang sulit dipredikssi. Penggunaan teknik observasi langsung
memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan
kejadian secara detail.
2. Observasi
mekanik
Tenik observasi ini dilakukan dengan
bantuan peralatan mekanik, anatara lain kamera, foto , video dan mesin
penghitung. Observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap
perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang – ulang dan telah
terprogram.
v Teknik
survei
Merupakan metode pengumpulan data primer
yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya
kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk
memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan
data deskriptif, meskipun demikian pengumpulan data dengan metode survei dapat
dirancang untuk menjelaskan hubungan sebab – akibat. Periset umumnya enggunakan
metode survei yang sama dari banyak subjek.
I.
Penggunaan
Survei Dalam Riset Pemasaran
Survei merupakan
metode yang digunakan dalam riset pemasaran karena dapat dipergunakan secara
luas. Dalam melakukan survei riset pemasaran, informasi sangat dibutuhkan untuk
mengumpulkan data dengan menanyai orang melalui daftar pertanyaan atau
kuesioner yang terstruktur. Dengan melakukan survei dalam riset pemasaran
periset dapat memperoleh informasi seperti preferensi, sikap atau pendapat
responden yang diungkapkan dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan.
Survei bertujuan untuk meliput banyak
orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan
generalisasi. Survei biasanya melibatkan banyak responden, bisa ratusan bahkan
ribuan orang tergantung pada tujuan dan batasan riset. Kondisi ini tentu
berbeda dengan metode kualitatif seperti wawancara yang cenderung menggunakan
lebih sedikit partisipan dan menetapkan analisis kualitatif. Oleh karena itu
peranan kuesioner sangat penting dalam pengumpulan data melalui survei.
Ditinjau
dari cara menjalankannya, survei dapat dikelompokkan menjadi beberapa bantuk
yaitu survei secara individu, survei intersep, survei melalui telepon, survei
melalui surat, dan survei menggunakan internet.
a. Survei secara
individu
Survei
ini dijalankan periset dengan menemui responden secara bertatap muka. Periset
atau etugas lapangan yang ditugaskan akan menanyai responden dengan sejumlah
pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Jawaban responden
terhadap pertanyaan – pertanyaan ini akan dicatat oleh periset untuk dianalisis
lebih lanjut.
b. Survei intersep
Survei
intersep berarti survei yang dilakukan dengan “menghentikan” responen yang
sedang berjalan di mal atau tempat – tempat lain, lalu meminta kesediannya
secara sukarela untuk berpartisipasi dalam survei.Dalam hal ini periset akan
mengidentifikasi lebih dulu calon responden yang diyakini qualifed sesuai
dengan topik riset.
c. Suvei
melalui telepon
Survei
ini dijalankan melalui percakapan lewat telepon. Responden yang digunakan
tentunya terbatas pada pemilik telepon yang biasanya terdaftar dalam buku
petunjuk nomor telepon. Calon responden terlebih dahulu akan dihubungi lewat
telepon atau media yang lain dan akan dimohon kesediaannya untuk berpartisipasi
dalam riset.
d.
Survei melalui surat
Bentuk
survei melalui surat “dijawab sendiri” oleh responden sehingga dimungkinkan
bahwa periset dan responden tidak pernah saling bertemu baik secara langsung
maupun tidak langsung maupun melalui percakapan.Metode ini dipandang murah
namun periset tidak mampu mengontrol tanggapan responden dan kemungkinan
responden mengabaikan cukup besar.
e.
Survei melalui internet
Bentuk
survei terkini dapat dijalankan melalui pamanfaatan fasilitas internet.
Penggunaan survei melalui internet tentunya memiliki kelebihan dalam cakupan
geografi responden yang luas dengan biaya yang murah dan waktu yang cepat.
Di
samping manfaat yang bisa diperoleh, survei melalui internet memiliki beberapa
kelemahan yaitu terbatas pada penggunaan internet yang biasanya memiliki
karakteristis tertentu.generasi yang sangat tua atau mereka yang jauh dari
teknologi tentu tidak dapat berpartisipasi jika survei dijalankan melalui
internet. Demikian juga internet memiliki kelemahan pada ketidakpastian
kualitas respondennya.
Penggunaan dan keterbatasan survei dalam
riset pemasaran :
Pembagiannya
:
·
Informasi latar belakang social (usia,
agama dsb.)
·
Laporan tingkah laku di masa lalu
·
Attitude
·
Intensi untuk bertingkah laku
·
Pertanyaan – pertanyaan sensitif
II.
Tipe
Kesalahan Dalam Survei
Secara umum
didapati adanya beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan sampel.
Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:
1. Variasi
Acak (Random Variation)
Variasi acak
merupakan kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. Sebagai contoh,
misalkan seorang pemilik supermarket tertarik untuk menghitung rata-rata
pendapatan per rumah tangga dalam suatu daerah tertentu. Informasi yang
diperoleh akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi penyediaan jenis
produk bagi masyarakat di daerah
tersebut. seandainya dalam pelaksanaan pengambilan sampelnya, yaitu dalam
pemilihan suatu sampel acak rumah tangga diperoleh rata-rata pendapatan rumah
tangga sebesar Rp.250 juta per tahun untuk daerah tersebut, dalam hal ini kita
bisa saja bercuriga bahwa sampel yang diambil mengandung kesalahan pendugaan,
yakni secara kebetulan semua sampel yang dipilih mungkin berada dalam kelompok
yang berpendapatan tinggi. Untuk kasus-kasus yang demikian hadirnya kesalahaan
pendugaan agak mudah terdeteksi bila informasi yang diperoleh jelas meragukan,
namun jika kesalahan pendugaan tidak begitu besar, tentunya kesalahan yang
muncul menjadi sulit terdeteksi sehingga pada akhirnya informasi yang diperoleh
akan mengarah pada pengambilan kesimpulan yang keliru.
Sebagai contoh,
jika dari pengambilan sampel untuk kasus yang sama diperoleh rata-rata
pendapatan rumah tangga sebesar Rp.10 juta (yang dalam hal ini mungkin masih
dianggap tinggi tetapi dapat dipercaya), maka berdasarkan rata-rata pendapatan
rumah tangga yang dianggap cukup tinggi itu, pemilik supermarket boleh jadi
secara keliru mengasumsikan bahwa didaerah tersebut terdiri dari sangat sedikit
keluarga yang berpendapatan sedang sampai rendah sehingga pemilik supermarket
tersebut memutuskan untuk tidak memasarkan lini produk yang murah yg dianggap
lebih menarik bagi mereka yang berada dalam komunitas yang berpendapatan sedang
hingga lebih rendah. Dalam kaitannya dengan kesalahan yang ditimbulkan oleh
variasi acak, peneliti hanya dapat meminimumkan munculnya kesalahan yang
disebabkan oleh variasi acak dengan memilih rancangan penarikan sampel yang
tepat.
2. Kesalahan
spesifikasi (mis-specification of sample subject)
Kesalahan yang
diakibatkan oleh kekeliruan spesifikasi sangat umum dijumpai dalam pengambilan
pendapat untuk pemilihan umum. Sebagai contoh, populasi sebenarnya yang hendak
dipelajari untuk servei pemilihan terdiri dari mereka yang akan memililih pada
hari pemilihan, namun survei pemilihan umum biasanya secara khas mengambil
opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataannya
banyak diantara mereka tidak akan memilih pada hari pemilihan umum. Kesalahan
spesifikasi dapat juga muncul karena daftar unsur populasi (population frame)
yang tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori,
pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan penggantian
responden yang dituju dengan tetangga jika responden yang seharusnya ditemui
tidak berada di tempat), sensivitas pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan
informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias pewancara yang disengaja
atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi
sampel. Bila diperhatikan nampak bahwa semua kasus yang disebutkan tersebut
sebenarnya dapat dikendalikan; namun dalam kasus-kasus lainnya seperti misalnya
kesalahan pengukuran dimensi kayu gelondongan atau kayu papan yang mengembang
bersamaan dengan menumpuknya kelembaban penyebabnya tidak dapat dikendalikan.
Kesalahan yang
disebabkan oleh salah spesifikasi populasi juga umum terjadi dalam survei
pemilihan konsumen, dengan contoh umumnya hanya terdiri dari para ibu rumah
tangga tidak menyertakan kaum laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa
karena keadaan mereka yang relatif tidak memungkinkan terjangkau.Untuk
meminimumkan peluang munculnya kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi,
peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survei
pada permulaan studi, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
unsur-unsur yang membentuk populasi. Yang terpenting dari semua ini peneliti
harus sangat hati-hati dalam mengungkapkan kesimpulan tentang populasi aktual
darimana informasi sampel ditarik dan bukan menurut kondisi populasi lainnya
yang jauh lebih menarik, yang barangkali hanya dalam bentuk konseptual.
3. Kesalahan
penentuan responden
Sumber kesalahan
tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan penetapan
responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para peneliti
mengasumsikan bahwa responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa
dari populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi.
Sebagai contoh dalam survei konsumen yang menjadi nonresponden umumnya adalah
kaum pekerja dan responden biasanya adalah ibu rumah tangga, dalam survei
pendapat umum nonresponden (mereka yang menyatakan ‘tidak punya pendapat’)
biasanya adalah anggota-anggota sampel yang sudah sangat mapan, yang pada
umumnya lebih menyukai hal-hal seperti apa adanya. Peneliti dapat memiliki efek
yang jauh lebih langsung terhadap keslahan akibat ketidaktepatan penentuan
responden. Usaha-usaha yang berkesinambungan dapat dilakukan untuk mencari
responden yang tepat atau dalam kasus-kasus tertentu responden dapat digantikan
dengan yang lain yang dipilih secara acak.
Dalam kaitannya
dengan kesalahan sampling, pengalaman adalah petunjuk terbaik untuk digunakan
dalam mengenali sumber kesalahan dalam survei sampling. Para individu atau
badan yang merancang atau melakukan berbagai survei dari tipe tertentu
(misalnya pendapat umum, penelitian pasar, audit persediaan dan sebagainya)
mengembangkan reputasi untuk mengantisipasi adanya kemungkinan perangkap
tertentu yang mungkin ada dalam survei. Atas dasar pengalaman yang diperoleh,
mereka akan lebih mampu merancang sampling dan metode survei untuk menghindari
sumber bias dan kesalahan umum yang dapat dikendalikan sekaligus meminimumkan
dampak dari sumber kesalahan yang tidak dapat dikendalikan.
4. Kesalah
karena ketidaklengkan cakupan daftar populasi (coverage error).
Salah satu kunci
sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar unsur
populasi (population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena
ketidaklengkapan cakupan daftar unsur populasi (coverage error) timbul karena
ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di daftar unsur populasi. Kondisi
tersebut menjadikan individu anggota kelompok tersebut tidak berpeluang untuk
terpilih sebagai sampel dan mengakibatkan bias dalam pemilihan. Pelaksanaan
pengambilan sampel dalam kondisi demikian hanya akan menghasilkan dugaan
karakteristik dari populasi sasaran (target population), bukannya karakteristik
dari populasi yang sebenarnya (actual population).
5. Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (Non
response error)
Tidak setiap
responden berkenan merespon suatu survey. Pengalaman menunjukkan bahwa
individu-individu yang berada di kelas ekonomi atas dan bawah cenderung kurang
merespon survey dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas menengah.
Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (nonresponse error) muncul dari
kegagalan untuk mengumpulkan data dari semua individu dalam sampel. Dengan
pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu
sama dengan jawaban individu sampel yang merespon, sangatlah penting untuk
menindaklanjuti tanggapan responden yang tidak member respon atau yang merespon
tetapi tidak secara lengkap setelah suatu priode waktu tertentu. Beberapa upaya
dapat dicoba (misalnya melalui surat atau telepon) untuk meyakinkan responden
yang demikian agar mereka berkenan merubah pendiriannya.
6. Kesalahan
penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa
sampel yang baik merupakan miniature dari populasi. Meskipun demikian
pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu
karakteristik populasi yang berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya.
Dalam hal ini kesalahan penarikan sampel (sampling error) mencerminkan
keheterogenan tau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel dengan
sampel yang lain karena perbedaan individu yg terpilih dari berbagai
sampel tersebut. sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran
sampel meskipun upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survey.
7. Kesalahan
pengukuran (Measurement error)
Pada umumnya
kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang berguna.
Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur.
Permasalahan yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan
bagaimana memroleh pngukuran yang bermakna daripada melaksanakannya. Fakta
membuktikan bahwa pengukuran seringkali dijalankan dengan banyak kemudahan. Pokok-pokok
yang seharusnya ditanyakan pun sering kali tidak tercakup secara lengkap.
Dengan demikian pengukuran yang diperoleh seringkali hanya berupa suatu
pendekatan dari karakteristik yang ingin diketahui. Kesalahan pengukuran
merujuk pada ketidakakuratan dalam mencatat respon yang diberikan responden
karena kelemahan instrument dalam meilikih pokok pertanyaan, ketidakmampuan
sipenanya ataupun karena pernyataan yang dibuat cenderung mengarahkan
jawaban responden.
III.
Jenis
– Jenis Survei
Penelitian
survei mempunyai banyak variasi dalam pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan
tingkah laku penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam
bentuk, yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket dengan memanfaatkan
jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan
wawancara individual.
1. Survei Catatan
Survei
ini juga disebut sebagai survey of record, karena dalam kegiatan
penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan dan
informasi nonreaksi. Dalam hal ini peneliti tidak banyak melibatkan jawaban
langsung dari orang atau subjek yang diteliti. Objektivitas data yang diperolah
lebih kuat dari pada dengan bentuk linnya.
Kelebihan
jenis ini antara lain:
a.
Catatan merupakan sumber informasi yang
tidak dapat bereaksi terhadap perlakuan apapun dari peneliti,
b. Sumber yang ada lebih cenderung
murah, tetap, dan mudah untuk diakses,
c.
Catatan yang ada memungkinkan
dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecenderungandari
satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan
d. Jika catatan up to date, maka
dapat dijadikan acuan perbandingan yang sangat baik.
Kelemahan
jenis ini antara lain:
a.
Peneliti terhalang dari dengan
sumber catatan yang memiliki sifat confidential atau rahasia negara,
kelompok, dan pribadi,
b. Sumber catatan ada kemungkinan untuk
tidak lengkap, tidak tepat, dan kadaluarsa,
c.
Catatan pada umumnya hanya berupa
informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai
kebermaknaannya.
d. Dll.
2. Survei Menggunakan Angket
Metode
angket dalam penelitian survei biasanya didistribusikan kepada responden dengan
bantuan jasa pos. Bagi negara yang masyarkatnya telah maju dalam pendidikannya,
penelitianini termasuk aman, namun di negara yang belum maju masih memerlukan
kecermatan secara intensif.
Kelebihan
metode ini:
a.
Pembiayaan murah dibandingkan dengan
teknik lainnya,
b. Jangkauan kepada responden dengan
jumlah besar dan jauh,
c.
Dapat direncanakan dengan penampilan
angket yang bagus, menarik, atau sederhana,
d. Dapat diadministrasikan dengan lebih
mudah, dan
e.
Pengisian dapat dilakukan dengan
tanpa harus menyebutkan nama responden.
Kelemahan
metode ini:
a.
Kemungkinan terjadi tingkat
pengembalian rendah,
b. Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan
dalam angket dipahami oleh responden, dan
c.
Tidak ada kepastian bahwa yang
menjawab adalah responden yang dimaksud peneliti.
3. Penelitian Survei Melalui Telepon
Penelitian
ini dengan menggunakan buku petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi
responden, kemudian mengutarakan maksud dan tujuan peneliti memperoleh
informasi dari mereka.
Kelebihan
penelitian survei melalui telepon antara lain:
a.
Lebih murah dibandingkan dengan
metode wawancara langsung,
b. Memungkinkan menghubungi responden
dalam jumlah besar,
c.
Dapat dilakukan dalam waktu
fleksibel,
d. Dapat mencakup daerah yang luas,
sesuai domisili responden,
e.
Responden merasa lebih mudah dalam
berkomunikasi.
Kelemahan
survei via telepon antara lain:
a.
Banyak penduduk yang belum memiliki
telepon,
b. Mengganggu hak kerahasiaan
seseorang,
c.
Hilangnya beberapa keuntungan yang
ada pada wawancara langsung seperti ekspresi eajah, gerak badan, dan lingkungan
rumah responden.
4. Survei Menggunakan Wawancara
Kelompok
Teknik
ini mirip dengan wawancara perorangan. Peneliti dalam menggali informasi dari
grup, memungkinkan terjadinya interaksi dari kelompok dan dengan
peneliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan
subjek atau objek yang diteliti.
Keuntungan
menggunakan teknik ini antara lain:
a.
Lebih efisien dan lebih murah
dibandingkan wawancara individual,
b. Hasil survei lebih merefleksikan
tingkah laku kelompok dan merupakan hasil konsensus antar responden,
c.
Menunjukkan adanya interaksi
kelompok dalam suatu lembaga,
d. Dapat merangsang prosuktifitas yang
lebih tinggi di antara kelompok.
Kelemahan
teknik ini antara lain:
a. Interaksi antara kelompok
memungkinkan terjadi rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam tiap individu,
b. Menimbulkan terjadinya loyalitas
kelompok yang bisa memengaruhi keadaan kelompok tersebut,
c.
Kemungkinan terjadinya manipulasi
oleh anggota grup yang memiliki kelebihan, seperti pandai bicara dll.
5. Survei Dengan Menggunakan Wawancara
Individual
Survei
model ini menggunakan pendekatan konvensional, dengan wawancara perorangan. Hal
ini akan berhasil jika peneliti merasa lebih tertantang untuk melakukan
eksplorasi permasalahan dengan informasi yang terbatas.
Kelebihan
modek ini antara lain:
a.
Lebih bersifat personal,
b. Wawancara yang lebih mendalam dengan
jawaban bebas,
c.
Proses lebih fleksibel dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada,
d. Kemungkinan bagi peneliti memperoleh
informasi tambahan dari bahasa tubuh dan nada suara,
e.
Lingkungan rumah dapat meningkatkan
ketepatan teknik wawancara.
Kelemahan
teknik ini antara lain:
a.
Lebih mahal dan memrlukan waktu yang
lama,
b. Terjadinya manipulasi
terang-terangan dari pewawancara,
c.
Kemungkinan terjadi konflik pribadi,
Keunggulan:
Kelemahan
:
1. Riset online lebih murah 1.
Sampel bisa jadi kecil dan terdistorsi
2. Riset online lebih cepat 2.
Riset pasar online rentan
3. Orang cendrung lebih jujur secara online
4. Riset online lebih fleksibel
IV.
Survei Internet
Bentuk
survei terkini dapat dijalankan melalui pamanfaatan fasilitas internet.
Penggunaan survei melalui internet tentunya memiliki kelebihan dalam cakupan
geografi responden yang luas dengan biaya yang murah dan waktu yang cepat. Berbagai situs internet
sering melakukan survei konsumen dari bentuk yang sangat sederhana berupa polling atau pengumpulan pendapat sampai
dengan survei yang dijalankan secara interaktif. Disini, setelah responden
mengakses suatu website yang menurut
survei, dilayar monitor akan tampak halaman-halaman yang memuat pertanyaan.
Responden dapat berpartisipasi dalam riset ini dengan mengetikkan awabannya
melalui papan ketik komputer atau cukup dengan mengklik jawabab yang dipilih
dengan mouse komputer. Setelah semua
pertanyaan dijawab responden bisa mengkirimkannya secara langsung dengan
mengklik pilihan send. Disamping
manfaat yang bisa diperoleh, survei melalui internet memiliki beberapa
kelemahan juga yaitu terbatas pada pengguna internet yang biasanya memiliki
karakteristik tertentu. Generasi yang sangat tua atau mereka yang jauh dari
teknologi iternet atau tidak dapat berpartisipasi jika survei dijalankan
melalui internet. Demikian juga, internet memiliki kelemahan pada
ketidakpastian kualitas respondennya. Sulitnya mengontrol responden dan
perhitungan ganda responden sering menjadi kelemahan survei melalui internet.
Ada kemungkinan orang memanipulasi karkteristik dirinya dalam menjawab survei
melalui internet. Untuk itu, periset dapat meningkatkan kualitas survei melalui
internet bila situs-situs tersebut mensyaraktkan keanggotaan yang realibel
seperti situs perusahaan bank yang anggotanya harus memiliki rekening dibank
tersebut. Untuk memperoleh tanggapan yang besar dalam riset melalui internet,
responden harus dibuat aktif dengan memberikan tawaran insentif bagi responden
yang terlibat.
V.
Faktor
– Faktor Yang Menentukan Metode Survei
Dalam menentukan metode survei ada
beberapa factor yang harus periset lakukan, antara lain :
A. Membuat
hipotesis awal
Hipotesis awal merupakan anggapan yang
mungkin benar yang harus diuji kebenarannya dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Contoh :
Obat X mengandung parasetamol 150 gr dianggap dapat menurunkan panas
anak dan berat badan 70kg dianggap
ideal untuk penderita gula usia 50 tahun,dsb.
B. Melakukan
observasi
Pengumpulan data melalui observasi
dijalankan dengan mengamati dan mencatat pola perilaku orang, obyek atau
kejadian – kejadian melalui cara sistematik ( Malhotra, et.al., 1996
). Dalam hal ini, periset tidak berkomunikasi atau bertanya dengan orang atau obyek
yang sedang diobservasi sehingga orang atau obyek yang sedang diobservasi tidak
sadar kalau mereka sedang diteliti.
C. Menentukan
media komunikasi yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data
Dalam hal ini periset dapat
mempergunakan berbagai macam media komunikasi untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, diantaranya : media internet, media massa maupun media tulis.
D. Pengumpulan
data
cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan
methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda,
misalnya angket, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan
sebaginya.
E. Melakukan
penelitian lanjut
Setelah semua dilakukan barulah periset
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil survei dala pemasaran agar
mendapatkan hasil penelitian yang di inginkan.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam menentukan metode survei dalam pemasaran. Kelebihan dan kekurangan ini
dapat dijadikan acuan bagi periset untuk melakuan survei pemasaran terhadap
suatu perusahaan.
Kelebihan menggunakan metode survei :
1. Dapat
dilakukan untuk menginvestasi masalah yang terkait dengan kehidupan manusia
tanpa harus melalui riset laboratorium atau melalui perancangan suatu kondisi tertentu.
2. Tidak
membutuhkan biaya yang besar
3. Pengumpulan
data yang luas dapat dilakukan dengan relative mudah
4. Tidak
dibatasi oleh factor geografi
5.
Data yang telah ada di lapangan
memberikan kemudahan survei.
Kelemahan menggunakan metode survei :
1. Tidak
bisa menjangkau semua persoalan
2. Memiliki
ptensi bias
3. Responden
dapat memahami pertanyaan ecara berbeda dari yang di inginkan
4. Ada
kemungkinan responden yang terlibat tidak sesuai dengan karakteristik sample
yang dituju
5. Beberapa
survei cukup sulit dilaksanakan terkait dengan kesediaan berpartisipasi.
VI. Kuesioner Sebagi Teknik Pengumpulan
Data Dalam Riset Pemasaran
Kuesioner merupakan pengumpulan data
pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran periset. Biasanya
kuesioner digunakan untuk menanyakan beberapa pertanyaan penting yang diajukan
periset kepada subjek (orang/responden). Pertanyaan yang dibuat pun harus
terstruktur agar subjek dapat memahami maksud dan tujuan dari periset dapalam
melakukan survei pemasaran.Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.
Dipandang dari cara menjawab kuesioner
dapat dibedakan atas :
1.
Kuesioner
terbuka : kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimat sendiri.
2.
Kuesioner tertutup : kuesioner
tertutup yang sudah disediakan jawbannya sehingga responden tiggal memilih.
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk
membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan
berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim
bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos
faksimile atau komputer.
Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner
sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui
Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara
manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan
mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data
primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan
lainnya.
A. Kuesioner
secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam
satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini seperti
halnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden
relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.
B. Kuesioner
Lewat Pos (Mail Quistionnaires)
ü Kusioner yang diajukan kepada
responden dan jawabannya dikirim lewat pos.
ü Memungkinkan peneliti memperoleh
jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya.
ü Jumlah pertanyaan yang diajukan
relatif banyak yang tidak efisien jika diajukan melalu telepon.
ü Kelemahan utama teknik ini adalah
responden tidak mengembalikan kembali kuesioner.
ü Teknik ini memiliki tingkat
tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data
primer lainnya.
ü Kemungkinan jawaban responden tidak
sesuai dengan konteks pertanyaan.
VII.
Wawancara
Sebagai Teknik Pengumpulan Data Dalam Riset Pemasaran
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei pemasaran yang
menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara
dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks,
sensitive atau controversial sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik
kuesioner akan memperoleh tanggapan yang kurang dari responden.
Dalam wawancara,
sejumlah partisipan (berkisar 10 orang) dipilih dari populasi yang sesuai
dengan criteria riset lalu diundang untuk datang ke suatu tempat yang representative
untuk pelaksanaan wawancara. Selanjutnya dilakukan wawancara secara individu
dan berhadapan muka dengan waktu berkisar 30 menit sampai satu jam. Pewawancara
akan menggunakan daftar berisi topik yang akan digunakan sebagai pedoman selama
proses wawancara.
Dari wawancara
ini, periset akan memperoleh informasi yang spontan dan mendalam dari setiap
partisipan. Kondisi ini memang sesuai dengan tujuan wawancara dari setiap
partisipan yang berguna untuk memahami masalah riset. Pemanfaatan teknologi di
bidang audio – video dan internet maupun membuat pewawancara dan partisipan
saling berinteraksi di depan monitor komputer atau televisi. Hal ini tentunya
akan memberikan efisiensi karena memungkinkan perolehan informasi yang lebih
cepat dengan jangkauan yang lebih luas.
Macam – macam
wawancara, yaitu ;
A. Wawancara
terstruktur
Wawancara ini digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena
itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya
telah disiapkan.
B. Wawancara
semi terstruktur
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan
ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
C. Wawancara
tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas
dimana penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha
mendapatkan informasi awal tentang berbagai permasalahan yang ada pada obyek,
sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa
yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih
lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek.
Teknik tatap
muka dibedakan atas dua, yaitu :
1. Wawancara
Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada
melalui telepon atau pun kuesioner :
·
Memungkinkan
untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
·
Memungkinkan
bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud
penelitian kepada responden.
·
Partisipasi
responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahannya
:
·
Kemungkinan
jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.
·
Memerlukan
banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi
wawancara secara geografis terpencar.
2. Wawancara
dengan Telepon (Telephone Interviews)
Kelebihan
teknik ini dibandingkan tatap muka :
·
Dapat
menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar.
·
Biaya
lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit serta waktu yang
diperlukan lebih cepat.
Kelemahannya
:
·
Pewancara
tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan
untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.
·
Ada
kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatan untuk menjawab
pertanyaan.
·
Terbatasnya
jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
·
Teknik
ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban responden da secara
otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer.
Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden
yang terstruktur berdasarkan program tertentu.