NAMA : Maya Ikhlasiyah
NPM : 14210284
KELAS : 4EA17
TUGAS KE - 3: ETIKA BISNIS
Iklan Dalam Etika Dan Estetika
ABSTRAKSI
Maya
Ikhlasiyah, 14210284, Iklan Dalam Etika dan Estetika. Fakultas Ekonomi, Jurusan
Manajemen, Universitas Gunadarma,2013.
Iklan adalah sebagai penggiring orang pada suatu gagasan. Walaupun pada
akhrinya tidak semua iklan dapat mengajak setiap orang yang melihatnya untuk
membeli atau melakukan apa yang dilihat, didengar atau dibaca. Media
audiovisual, seperti televisi adalah media yang paling tepat untuk memunculkan
sebuah iklan dikarenakan hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki televisi.Iklan memainkan peran yang sangat
penting untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada masyarakat.
Karena kecenderungan yang berlebihan untuk menarik konsumen agar membeli produk
tertentu dengan memberi kesan dan pesan yang berlebihan tanpa memperhatikan
berbagai norma dan nilai moral, iklan sering menyebabkan citra bisnis tercemar
sebagai kegiatan tipu menipu, dan karena itu seakan antara bisnis dan etika ada
jurang yang tak terjembatani.
Tapi iklan tidak diterima oleh target
tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media
massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia, golongan,
suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika dan estetika, baik moral maupun
bisnis. Konsumen adalah orang yang mempergunakan barang atau jasayang tersedia
dalam masyarakat, baik untuk dipergunakan sendiri, keluarga, maupun orang lain.
Keberadaan konsumen sangat penting untuk keberhasilan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang barang maupun jasa. Dari tangan konsumenlah pundi-pundi uang
buah usaha atas barang atau jasa yang dijual. Oleh karena itu produsen harus
mengetahui dan memahami hak-hak konsumen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang
yang telah dihasilkan bisa di jual kepada konsumen. Pada hakikatnya secara
positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang
konsumen dapat dijual kepada konsumen.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam era globalisasi
sekarang ini iklan merupakan salah satu factor utama yang menjadi focus
perhatian pengusaha, karena iklan merupakan hal yang penting untuk mereka
lakukan dalam mempromosikan maupun menawarkan produk
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalahnya adalah membahas tentang bagaimana seharusnya produsen
mempromosikan suatu produk barang atau jasa kepada konsumen dilihat dari sisi
kepentingan perusahaan dan hak-hak konsumen itu sendiri.
1.3
Batasan Masalah
Dalam
penulisan ini, batasan masalah yang penulis ambil adalah apakah produsen sudah
mementingkan hak – hak konsumen dalam mempromosikan produk mereka di iklan.
1.4
Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah langkah yang terbaik yang seharusnya
produsen lakukan dalam mempromosikan suatu produk barang atau jasa kepada
konsumen namun tetap melihat sisi dari kepentingan perusahaan dan hak-hak
konsumen itu sendiri dalam produk yang mereka inginkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Iklan
Menurut
Thomas M. Garret, SJ,
iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang lewatnya pesan-pesan visual
atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud menginformasikan atau
memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk
melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif terhadap idea-idea,
institusi-institusi tau pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut. Iklan adalah bagian dari bauran promosi dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran. Jadi secara
sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media ( Rhenald
Kasali , 1992).Definisi
Iklan -
Sedangkan menurut Frank Jefkins (1997) iklan adalah pesan yang
diarahkan untuk membujuk orang untuk membeli.
Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik
dari perusahaan, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk
mendorong terjadi keputusan pembelian oleh konsumen. Sasaran periklanan
bisa ditentukan berdasarkan klarifikasi apakah tujuan periklanan
bermaksud menginformasikan, membujuk atau mengingatkan
saja.
Iklan
informatif.
Ini berarti perusahaan harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal
penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Iklan yang
menonjolkan aspek
manfaat produk biasanya dikategorikan sebagai iklan yang
bersifat informatif.
Iklan
membujuk.
Periklanan ini biasanya membujuk konsumen dan berperan penting bagi perusahaan
dengan tingkat persaingan tinggi. Dimana Perusahaan mencoba menyakinkan konsumen
bahwa merek yang ditawarkan adalah pilihan yang tepat. Iklan yang
membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan perbandingan.
Perusahaan berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan
produk lain yang sejenis. Iklan mengingatkan. Biasanya iklan mengingat digunakan untuk mengingatkan produk-produk yang sudah mapan. Banyak produk-produk yang dulu mapan dan menguasai pasar kini hilang karena tidak adanya iklan yang bersifat mengingatkan.
2.2 Daya Tarik Iklan
Adapun daya tarik Iklan tersebut seperti di
bawah ini.
1.
Daya
tarik pesan iklan rasional
Ada beberapa tipe pesan untuk menimbulkan daya tarik
rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen. Faktual umumnya
berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement yaitu penerima pesan
dimotivasi untuk dapat memproses informasi yang menampilkan sisi manfaat
produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk
akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik faktual.
2.
Daya
tarik didasarkan perasaan dan emosi
Penggunaan daya tarik perasaan dan emosi banyak digunakan
untuk produk mewah (mobil, lukisan, pakaian dll.) maupun produk yang cukup
murah (kopi, pasta gigi, air mineral dll). Berikut ini pesan iklan dengan daya
tarik perasaan dan emosi :
·
Rasa
takut. Iklan rasa takut biasa menampilkan aspek-aspek negatif atau hal-hal yang
berbahaya
yang berhubungan dengan perilaku atau penggunaan produk yang tidak
tepat. Contoh iklan rasa
takut, Produk pasta gigi menampilkan pesan iklan
yang menakut-nakuti konsumen seperti gigi
akan keropos dan rusak jika
tidak dipelihara dengan menggunakan pasta gigi yang tepat.
· Humor.
Merupakan daya tarik emosional karena dapat menarik perhatian dan dapat
menimbulkan
daya tarik. Alasan menggunakan humor karena humor dapat membuat
penerima pesan memperoleh
mood positif, maka probabilitas penerimaan pesan
secara baik dan akan lebih besar. Lain halnya
dalam keadaan buruk (bad
mood), penonton cenderung tidak akan memperhatikan iklan tersebut.
·Animasi.
Animasi banyak digunakan untuk produk-produk yang konsumennya anak-anak.
Pengunaan animasi untuk iklan sarapan pagi, coklat, susu, permen dan makanan
lain. Alasan
penggunaan animasi adalah untuk menghindari rasa bosan dari
konsumen, dengan animasi yang
direkayasa guna menarik perhatian penonton.
·Seks.
Banyak iklan yang menggunakan tema iklan seks sebagai daya tarik iklan diprotes
oleh
masyarakat dan kontroversial. Penggunaan tema seks memang sangat ampuh
untuk menarik
perhatian penonton, bahkan untuk produk yang tidak berhubungan
dengan seks. Seperti iklan dengan kalimat ”Ini kacangku”.
· Musik.
Penggunaan musik sebagai daya tarik iklan karena musik akan menimbulkan
kharisma,
wibawa dan kesan tersendiri bagi produk yang iklankan.
·Fantasi.
Penggunaan fantasi diyakini bisa menimbulkan perhatian dari penonoton. Produk
makanan
kecil untuk anak-anak sering menggunakan fantasi.
3.
Perencanaan
Media
Pemilihan media iklan dalam menyampai pesan memegang peranan
penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada
kelompok konsumen yang kita inginkan. Oleh karena itu, memilih media yang tepat
akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok
sasaran akan sampai atau tidak. Pertama, perusahaan harus menentukan
siapa target konsumen yang akan dituju. Target konsumen bisa dikelompok
berdasarkan kelompok demografis seperti umur, pendidikan, pendapatan, jumlah
keluarga dll. Kedua, perusahaan perlu melihat kapan iklan ditayangkan
atau disampaikan kepada target konsumen. Setiap perbedaan waktu mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda..
Diperlukan tiga tahap pengambilan keputusan mengenai
pemilihan media dalam beriklan :
·Pimpinan
harus menetapkan jenis-jenis umum media yang akan digunakan, haruskah digunakan
surat kabar, televisi atau majalah.
· Jika
majalah yang dipilih majalah, apakah yang harus digunakan jenis bidang khusus
(umpamanya
majalah mengenai keluarga atau majalah umum).
·
Penentuan
media harus ditetapkan.
1. Media Cetak
Rhenald kasli (1995:99) mendefenisikan media cetak adalah
suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri
dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan
halaman putih. Dalam pengertian ini, media cetak yang
digunakan sebagai media untuk periklanan dibatasi pada surat kabar dan majalah.
2. Karakteristik media cetak.
Media cetak sebenarnya memiliki beberapa karakteristik yang
tidak bisa ditandingi oleh media elektronik seperti televisi.
· Membaca
merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berfikir dan mencerna secara
refleksi
dan kreatif, sehingga lebih berpeluang membuka dialog dengan pembaca/masyarakat
konsumennya.
· Media
cetak lebih jelas siapa masyarakat konsumen atau target audiencenya.
·
Kritik
sosial yang disampaikan melalui media cetak lebih berbobot atau lebih efektif.
· Media
cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa kemana-mana.
· Dalam
penyajian iklan, media cetak lebih atraktif dan disampaikan lebih informatif,
lengkap dan
spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.
Media
cetak memberi gambaran bahwa bagaimanapun eksistensinya tetap akan dibutuhkan
oleh masyarakat dan oleh karenanya iklan tidak akan pernah lari dari media
cetak.
Para ekonom dalam penelitian-penelitian mereka, sering
mengaitkan antara iklan dan permintaan produk. Setidaknya bisa dikelompokan
mereka terbagi pada 3 pemikiran yaitu persuasif, informatif dan komplementer.
1. Persuasif, pandangan ini menyatakan
bahwa iklan dilakukan untuk merayu pembeli. Dampaknya
iklan akan mempengaruhi
permintaan atau tingkat penjualan melalui perubahan selera dan
meningkatkan
loyalitas konsumen terhadap merek.
2. Informatif, yang termasuk kelompok
ini percaya iklan berperan secara konstruktif. Informasi yang
tersebar akan
menggeser dan meningkatkan demand. Kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan
produk yang diiklankan masuk ke dalam pasar.
3.Komplementer, pemegang aliran ini
percaya bahwa iklan mempengaruhi permintaan dengan
mendongkrak kepuasan
konsumen atau utility. Iklan-iklan diciptakan untuk meningkatkan
kebanggaan-kebanggaan ketika mengkonsumsi suatu produk.
Hal ini mirip dengan konsep marketing terkini, produk-produk
diciptakan bukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun justru untuk
menciptakan permintaan, creating demand. Perlu diketahui dalam memahami ide ini
yakni permintaan tidak sama dengan kebutuhan.
2.3 Keuntungan dan
Kerugian adanya iklan
Keuntungan
dari adanya iklan:
Adanya
informasi kepada konsumer akan keberadaan suatu produk dan “kemampuan” produk
tersebut. Dengan demikian konsumer mempunyai hak untuk memilih produk yang
terbaik sesuai dengan kebutuhannyaAdanya kompetisi sehingga dapat menekan harga
jual produk kepada konsumen. Tanpa adanya iklan, berarti produk akan dijual
dengan cara eksklusif (kompetisisi sangat minimal) dan produsen bisa
sangat berkuasa dalam menentukan harga jualnya.
Memberikan
subsidi kepada media-massa sehingga masyarakat bisa menikmati media-massa
dengan biaya rendah. Hampir seluruh media-massa “hidup” dari iklan (bukan dari
penghasilannya atas distribusi media tersebut). Munculnya media-media gratis
memperkuat fakta bahwa mereka bisa mencetak dan mendistribusikan media tersebut
karena adanya penghasilan dari iklan.
Keburukan
dari adanya iklan:
Memunculkan
budaya materialisme. Konsumer yang tidak memiliki kemampuan rasional yang cukup
baik dapat mudah terbujuk untuk membeli/mengkonsumsi produk-produk yang mungkin
bukan merupakan kebutuhan utamanya. Hal ini dapat mengakibatkan persepsi yang
salah di mata masyarakat bahwa memiliki/mengkonsumsi suatu produk dianggap
menaikkan harkat diri manusia.
Contoh:
bila belum makan hamburger, rasanya belum menjadi manusia modern.
Memunculkan
perilaku stereotip yang berbahaya. Penampilan tokoh-tokoh/model pada iklan
dapat menimbulkan persepsi yang salah, seperti: bicara mengenai karir berarti
bicara mengenai dunia kaum pria, bicara mengenai kecantikan berarti bicara
mengenai kulit yang putih, rambut yang panjang terurai, bicara mengenai
keluarga bahagia berarti bicara mengenai ayah, ibu, anak pria dan anak wanita
dan lain-lain.
Munculnya
produk-produk yang sebenarnya berbahaya untuk dikonsumsi. Karena alasan
mendapatkan perlakukan yang sama dalam berkomunikasi dengan konsumernya, maka
produk-produk itu juga diperkenankan beriklan (walaupun dengan banyak batasan)
sehingga mempunyai resiko produk-produk itu dikenal oleh consumer-konsumer baru
yang sebelumnya belum mengenail produk-produk tersebut. Ada pula produk-produk
lain yang dalam iklannya berusaha membujuk konsumernya untuk menggunakan suatu
produk dengan frekuensi yang sebanyak mungkin sehingga dapat memutar roda
ekonomi. Padahal penambahan frekuensi penggunaan tidaklah secara otomatis
berdampak pada peningkatan kualitas hidup manusia, bahkan dalam beberapa kasus,
hal ini malah bisa membahayakan diri manusia.
Efek
negatif iklan bisa sangat signifikan karena 3 faktor utama dari ciri-ciri dasar
iklan:
Persuasif
Iklan
bagaimanapun juga akan selalu mempunyai unsur membujuk seseorang untuk
mempercayai isi pesan pada iklan tersebut dengan harapan konsumer mau
memperhatikan, mencoba dan menjadi loyal terhadap suatu produk/jasa.
Frekuensi
Iklan
akan selalu ditampilkan dengan frekuensi yang tinggi dengan harapan dapat
menjangkau lebih banyak konsumer dan makin mudah diingat oleh konsumer.
Exposure
Eksposur
berkaitan dengan bagaimana pengiklan berusaha “mengurung” konsumer dengan
berbagai macam media untuk menyampaikan pesan-pesan iklannya. Setiap media yang
digunakan berarti akan menambah tingkat eksposur dari produk/jasa tersebut
sehingga konsumer selalu teringat atas produk/jasa tersebut.
Menyadari
sisi baik dan buruk dari periklanan, maka perlu disusun suatu pedoman Etika
Periklanan di Indonesia (yaitu kitab Etika Pariwara Indonesia).
2.4
Faktor – factor yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan prinsip-prinsip
etis
a.
Maksud
si pengiklan
Jika maksud si pengiklan tidak
baik, dengan sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. Jika
maksud si pengiklan adalah membuat iklan yang menyesatkan, tentu iklannya
menjadi tidak etis.
Sebagai contoh: iklan tentang
roti Profile di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa roti ini bermanfaat
untuk melangsingkan tubuh, karena kalorinya kurang dibandingkan dengan roti
merk lain. Tapi ternyata, roti Profile ini hanya diiris lebih tipis. Jika
diukur per ons, roti ini sama banyak kalorinya dengan roti merk lain.
b. Isi
iklan
Menurut isinya, iklan harus
benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan. Iklan menjadi tidak
etis pula, bila mendiamkan sesuatu yang sebenarnya penting. Namun demikian,
kita tidak boleh melupakan bahwa iklan diadakan dalam rangka promosi. Karena
itu informasinya tidak perlu selengkap dan seobyektif seperti seperti laporan
dari instansi netral.
Contohnya : iklan tentang jasa
seseorang sebagai pembunuh bayaran. Iklan semacam itu tanpa ragu-ragu akan
ditolak secara umum.
c. Keadaan
publik yang tertuju
Yang dimengerti disini dengan
publik adalah orang dewasa yang normal dan mempunyai informasi cukup tentang
produk atau jasa yang diiklankan.
Perlu diakui bahwa mutu publik
sebagai keseluruhan bisa sangat berbeda. Dalam masyarakat dimana taraf
pendidikan rendah dan terdapat banyak orang sederhana yang mudah tertipu, tentu
harus dipakai standar lebih ketat daripada dalam masyarakat dimana mutu
pendidikan rata-rata lebih tinggi atau standar ekonomi lebih maju.
Contohnya : Iklan tentang pasta
gigi, dimana si pengiklan mempertentangkan odol yang biasa sebagai barang yang
tidak modern dengan odol barunya yang dianggap barang modern. Iklan ini dinilai
tidak etis, karena bisa menimbulkan frustasi pada golongan miskin dan
memperluas polarisasi antara kelompok elite dan masyarakat yang kurang mampu.
d. Kebiasaan
di bidang periklanan
Periklanan selalu dipraktekkan
dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara
tertentu disajikannya iklan. Dimana ada tradisi periklanan yang sudah lama dan
terbentuk kuat, tentu masuk akal saja bila beberapa iklan lebih mudah di terima
daripada dimana praktek periklanan baru mulai dijalankan pada skala besar.
Seperti bisa terjadi juga, bahwa
di Indonesia sekarang suatu iklan dinilai biasa saja sedang tiga puluh tahun
lalu pasti masih mengakibatkan banyak orang mengernyitkan alisnya.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Dalam
penulisan ini penulis mencari informasi
dari internet sebanyak-banyaknya mengenai iklan dalam etika dan estetika. Data
penulisan ini mengunakan data sekunder. Dimana pengertian Data Sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah
ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
Objek
peneletian dari penulisan ini adalah beberapa iklan yang beredar di televise
yang masih belum menerapkan etika dan estetika serta memenuhi hak – hak
konsumen dalam keputusan pembelian.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Definisi
Etika
Etika
adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. Etika sebenarnya
lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam
hubungan tingkah laku manusia. Berdasarkan beberapa pemikiran diatas etika
menurut Bartens sebagaiman dikutip oleh abdul kadir,memberikan tiga arti etika
yaitu:
1)
Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti
ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup
bermasyrakat
2) Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah kode etik
3) Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama dengan filsafat moral
2) Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah kode etik
3) Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama dengan filsafat moral
Sementara
itu untuk etika moral adalah berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan
benar berdasarkan kodrat manusia.apabila etika tersebut dilanggar timbullah
kejahatan yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar,kebiasaan ini berasal
dari kodrat manusia yang disebut moral,contoh moral adalah :
2. Berkata dan berbuat jujur
3. Menghormati orang tua
4. Menghargai orang lain
5. Membela kebenaran dan keadilan
6. Menyantuni anak yatim piatu
4.2 Iklan
4.2.1 Definisi Iklan
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai
”Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
media”. Pada dasarnya, satu-satunya tujuan periklanan adalah menjual suatu
produk, jasa atau ide atau tujuan sebenarnya adalah komunikasi yang efektif,
yakni dimana efek akhir periklanan adalah mengubah sikap atau perilaku penerima
pesan.
Dalam
periklanan, pesan yang disampaikan secara cepat kepada konsumen atau khalayak
yang luas dan tersebar, dimana pesan yang disampaikan melalui media elektronik
(radio, TV) dan media cetak (surat kabar, majalah), karena media faktanya
muncul untuk meyakinkan tingkah laku, nilai dan maksud pengirim adalah
kepentingan lebih besar dari pada penerima. Dalam komunikasi massa, komunikasi
yang terjadi adalah satu arah, dalam hal ini dari produsen ke konsumen.
Produsen atau pengiklan seringkali merubah paradigma lama dan menepatkan calon
konsumen kedalam subjek, bukan objek, padahal sebenarnya iklan di buat untuk
kepentingan produsen, namun seolah-olah dibalik bahwa iklan itu dibuat untuk
kepentingan konsumen.
4.2.2
Tujuan Iklan
Dalam
berbisnis ikaln merupakan salah satu alternative yang terbaik untuk
mempromosikan produk suatu perusahaan. Tujuannya adalah bagaimana caranya suatu
perusahaan dapat memperkenalkan produknya baik yang baru maupun yang lama
dengan cara yang baik dan dikemas semenarik mungkin agar konsumen tertarik
untuk membeli produk tersebut.
4.2.3
Elemen – Elemen Iklan
Untuk mengetahui apakah iklan
suatu produk sesuai dengan keinginan atau dapat menarik perhatian masyarakat
maka diperlukan elemen-elemen iklan sebagai berikut :
a. Elemen
heard words Maksudnya adalah kata-kata yang terdengar dalam iklan yang
dapat membuat
audiens semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang
disampaikan.
b.Elemen
music. Maksudnya adalah musik yang terdapat dalam tayangan iklan
termasuk iringan
musik maupun lagu yang ditampilkan.
c.Elemen
seen words.Maksudnya adalah kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan
yang dapat
mempengaruhi benak pemirsa.
d.Elemen
picture.Maksudnya adalah gambar atau tayangan iklan meliputi obyek yang
digunakan,
figur yang digunakan, adegan yang ditampilkan.
e.Elemen
colour.Maksudnya adalah komposisi atau keserasian warna gambar serta
pengaturan
cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan.
Beberapa kategori dari tujuan periklanan menjadi acuan dalam
strategi perusahaan. Kategori-kategori itu kemudian diformulasikan dalam bentuk
pertanyaan seperti siapa ?, apa ?, dimana ?, dan seberapa sering?.
Siapa ?. Pertimbangan paling mendasar yang mendasari formulasi strategi iklan adalah pemilihan pasar sasaran. Tujuan yang berhubungan dengan siapa, yang menjelaskan pasar sasaran menurut kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang dijadikan pemikat untuk suatu merek dan fitur-fitur/ciri-ciri produknya yakni pemikat dalam bentuk demografis, psikologi, atau karakteristik-karakteristik lainnya yang mempengaruhi perilaku pemilihan.
Apa ? Pertanyaan apa meliputi dua macam pertimbangan (1) apa penekanannya dan (2) apa tujuan-tujuannya?. Masalah penekanan berhubungan dengan berbagai fitur-firtur dan manfaat yang akan ditekankan serta emosi-emosi yang hendak ditimbulkan ketika mengiklankan sebuah merek.Dimana ? Kapan ? Seberapa sering ? Secara demografi, pasar-pasar manakah yang perlu ditekankan, bulan-bulan atau musim-musim apakah yang menguntungkan untuk iklan, serta seberapa seringkah seharusnya suatu merek diiklankan.
Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa
pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan
menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen
melalui siaran televisi atau radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara
nominal besar sekali jumlahnya, bagi produsen yang dapat memanfaatkan
kreativitas dalam dunia iklan, strategi iklan yang tepat menjadi murah.
Supaya mampu membujuk, mampu membangkitkan mempertahankan
ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan, maka perlu adanya daya tarik
untuk keberhasilan komunikasi dengan konsumen.
4.3 Estetika
Kata
estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera
perasaan atau taste.Dalam prosesnyan Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses
kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah
suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan,
mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.
perasaan atau taste.Dalam prosesnyan Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses
kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah
suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan,
mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.
4.4 Konsumen
Konsumen adalah orang yang membeli atau mempergunakan
suatu produk barang atau jasa dan mementingkan kebutuhannya sendiri. Biasanya
konsumen dapat ditemui dalam kehidupan sehari hari.
4.5 Hak – Hak konsumen
Hak-hak
konsumen ini dilindungi undang-undang : UU no 8 thn 1999 tentang Perlindungan
Konsumen diantaranya :
- Berikut adalah beberapa hak yang Anda dapat sebagai konsumen:
- Hak memilih barang atau yang akan dikonsumsi
- Hak mendapat kompensasi dan ganti rugi
- Hak dilayani, diperlakukan dengan baik tanpa diskriminasi
- Hak mendapat advokasi dan perlindungan serta upaya penyelesaian sengketa
DAFTAR PUSTAKA